Home » , , » Adu Otot di Angkot

Adu Otot di Angkot

Heuheu.. orang yang tadinya kalem bisa jadi meledak-ledak kalo mulai diajak ngobrol soal permasalahan transportasi, jangan jauh-jauh kemasalah macet atau apapun yang lebih besar, tengok saja salah satu hal yang sering kita alami sehari-hari seperti macet kecil pada titik-titik tertentu seperti diterminal, pasar atau stasiun kereta api, nah kebetulan setiap hari saya melewati titik-titik tersebut didaerah Bogor, sebut saja stasiun Bogor. Bagi orang Bogor atau orang luar Bogor yang kebetulan lewat daerah situ pasti tau betapa sulitnya untuk melewati daerah tersebut, apalagi semenjak adanya renovasi stasiun yang membuat para pengguna jasa KRL masuk dan keluar stasiun di 2 titik utama, yang membuat orang-orang ramai dititik tersebut. Seperti kata pepatah, ada gula ada semut, berkumpulnya orang-orang di titik tersebut membuat beberapa pihak juga ikut berkumpul, seperti pedagang kaki lima serta angkutan umum yang mencari penumpang atau harus menurunkan penumpang dititik tersebut. Hal ini tentu saja membuat titik kemacetan baru, untuk melewati jalur depan stasiun dulu mungkin hanya butuh 1 atau 2 menit, namun sekarang tak jarang kita harus berlama-lama dalam panasnya area jembatan merah sampai 15 menit. Kadang tidak jarang ada insiden-insiden yang tidak perlu antar pengguna jalan, seperti saling bentak, salih senggol, adu kencang suara klakson atau bahkan saling memecahkan kaca spion, yang menjadi target biasanya para pengemudi angkot yang dianggap biang kerok atas kemacetan tersebut, saya sendiri pengguna angkutan umum, dan memang sangat kesal apabila angkutan umum yang saya tumpangi harus diam berlama-lama menunggu penumpang.
Lalu siapa yang salah? Jika kita mencoba menjawab pertanyaan tersebut, mungkin hanya akan menjadi ajang adu emosi lainnya, entah itu angkutan umum, pedagang kaki lima, pengguna kendaraan pribadi, pengguna KRL atau bahkan orang-orang yang hanya nongkrong "ngadem" disana punya haknya masing-masing, yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar perbuatan kita tidak merenggut hak-hak orang lain. Tentu,,, kita sebagai warga biasa bisa berbuat lebih bijak, lebih sopan, tertib dan teratur, namun karena yang kita hadapi adalah sistem dan fasilitas, tentunya pemerintahlah yang mempunya kekuatan untuk menyelesaikan masalah ini secara tuntas. Bagaimana ? ya sebut saja dengan melakukan penataan tempat untuk berhentinya angkutan umum yang lebih baik sehingga mereka tak berhenti ditengah jalan lagi, angkutan umum punya tempat khusus untuk menaikan atau menurunkan penumpangnya, para penumpang juga punya lahan khusus untuk menunggu angkutan umum, sebutlah tempat dagang untuk pedagang kaki lima yang lebih teratur dan tidak mengganggu pengguna jalan, sehingga setiap orang punya tempatnya masing-masing. Serta yang paling penting adalah pemeliharaan, pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas dan berkelanjutan, karena yang menjadi penyakit semerawutnya aturan yang dibuat di Indonesia biasanya hukum tersebut hanya semangat diterapkan dibulan-bulan pertama saja, untuk selanjutnya ya perlahan-lahan tergerus rasa malas dari aparat penegak hukum. Jadi kesimpulannya adalah bahwa untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut sistem sepert ini adalah perlunya kesadaran dan dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang tertib dan teratur.



Saved under : , ,
Avatar

by Unknown

Donec dictum suscipit nibh in malesuada. Proin sit amet metus vel massa volutpat ornare. Pel len tesque vel nunc a lacus gravida euismod. Maecenas vel nunc nec magna sodales fermentum cursus non felis amet metus vel massa volutpat

Tidak ada komentar:

Leave a Reply